Apakah Penyakit OCD (Obsessive Compulsive Disorder) Bisa Disembuhkan?, Berikut Penjelasan Medisnya
Apakah Penyakit OCD (Obsessive Compulsive Disorder) Bisa Disembuhkan?, Berikut Penjelasan Medisnya
Baru - baru ini actor muda Aliando Syarief, terdapat kabar dan akhirnya muncul lagi setelah lama vakum dari dunia hiburan. Pria 25 tahun itu melangsungkan siaran langsung di Instagram pribadinya beberapa jam kemudian pada Kamis, 27 Januari 2022 serta mengejutkan penggemarnya.
Dalam siaran langsung tersebut, Aliando berkata jika selama hampir 2 tahun terakhir ini tidak muncul di dunia hiburan bahkan hingga mundur dari proyek sinetron yang dibintanginya, sebab mengidap Obsessive Compulsive Disorder (Obsessive Compulsive Disorder(OCD)) ekstrem.
"Baru aja dapat musibah terkena gangguan obsessive compulsive disorder yang cukup mengganggu jadi mesti diam," kata Aliando dalam siaran langsung di Instagram, Penyakit Obsessive Compulsive Disorder (OCD) yang dialami Aliando Syarief ini tercantum penyakit kendala mental yang tidak bisa dipulihkan.
Umumnya para pengidap Obsessive Compulsive Disorder (OCD) ini akan memiliki dorongan atau pikiran untuk melakukan sesuatu berulang kali ataupun sering disebut obsesi.
Aliando sebenarnya telah di nyatakan Obsessive Compulsive Disorder(OCD) semenjak kelas 2 SD. Baginya, dikala itu dia berhasil melawan penyakitnya sebab masih kanak- kanak serta bersikap cuek. Tetapi kondisinya terus menjadi parah saat usianya beranjak dewasa." Bisa jadi sebab masih kanak- kanak ya jadi kita enggak sangat banyak hal yang kita pikirin. Tetapi makin gede, di usia 25 ini jadi makin parah," kata pemain sinetron Ganteng- Ganteng Serigala itu.
Aliando menarangkan Obsessive Compulsive Disorder (OCD) ekstrem yang diidapnya membuat ia menjadi pribadi yang berantakan namun harus tetap tertata. Dia membagikan contoh, tiap kali makan kuaci, sampah kulitnya hendak dibuang dengan cara ditata rapi serta tidak boleh saling tersentuh.
"Gue ingin buang sampah enggak bisa sebab jika gue ingin berusaha bersih mungkin karena usahanya itu ya, jadi pas gue ingin buang sampah itu wah langsung terdapat delusi, bukan imajinasi lagi ya udah delusi," katanya.
Mengenal Penyakit OCD
Penyebab OCD adalah gangguan umum yang menyerang orang dewasa, remaja, dan anak-anak di seluruh dunia. Kebanyakan orang didiagnosis pada usia 19 tahun, biasanya dalam usia dini pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
Penyebab OCD belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor di atas berpengaruh terhadap terjadinya gangguan ini.
Obsessive compulsive disorder (OCD) merupakan gangguan mental yang menyebabkan penderita melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Seseorang yang mengalami kondisi ini juga akan mengalami ketakutan atau kecemasan yang berlebihan. Umumnya gangguan ini dialami oleh orang dewasa, namun tidak menutup kemungkinan juga dapat terjadi pada usia anak-anak atau remaja.
Melansir dari laman situs web Medical News Today, seseorang yang menderita OCD terkadang susah menyadari bahwa pikiran dan tindakannya tersebut berlebihan, namun penderita tak dapat menghindarinya dan tetap merasa harus melakukannya. Selain itu, penderita juga akan terobsesi pada sesuatu secara terus menerus sebagai respon terhadap ketakutannya.
Penyebab OCD sendiri belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami OCD, seperti gangguan mental dan pernah mengalami peristiwa yang tidak pernah menyenangkan. Selain itu, ada beberapa penyebab OCD lainnya yang perlu diwaspadai.
Akan tetapi kita dapat pelajari gejalanya dari 4 tipe di bawah ini :
1. Washers
Kategori washers ini ialah ketika kalian merasa kurang bersih pada saat mencuci tangan sampai melaksanakannya kesekian kali, Bahkan tak jarang akan menambahkan hand sanitizer supaya lebih bersih. Lalu, Obsessive Compulsive Disorder(OCD) jenis ini pula mempunyai hobi bersih- bersih serta selalu detail setiap jengkalnya, Jenis ini ialah indikasi sangat umum yang kerap terjadi pada pengidap Obsessive Compulsive Disorder(OCD).
2. Hoarding
Gejala ini lebih parah dari indikasi yang lain, dimana pengidap hendak mengumpulkan beberapa barang sisa yang ditemuinya, Sementara itu barang sisa yang dia kumpulkan itu tidak mempunyai nilai serta sejarah apapun. Dia cuma berfikir bila benda tersebut akan penting ataupun bermanfaat di masa yang akan datang. Jika saat ini ruangan anda terasa penuh ataupun banyak benda tidak bermanfaat, bisa jadi kamu menginap jenis Obsessive Compulsive Disorder(OCD) ini.
3. Symmetry dan Orderliness
Penderita yang mengalami gejala ini ialah senantiasa mengatur segalanya secara simetris, rapi, berurutan, Umumnya mereka akan merapikan buku sesuai urutan serta tidak boleh berpindah tempat oleh orang lain. Bahkan penderita yang mengalami gejala ini suka menghitung anak tangga yang dia injak loh! Hal inilah yang hendak membuat dirinya merasa puas serta rasa khawatirnya hilang.
4. Checkers
Jenis Checkers ini yaitu penderita selalu ingin mengecek suatu berulang kali segala suatu hal, bahkan bisa dilakukan lebih dari tiga kali. Penderita akan melakukan pengecekan kesekian kali pada hal yang berbahaya, seperti kompor, lampu, serta kunci pintu.
Bukan sebab khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, tetapi sebab hal tersebut telah jadi kebiasaannya.
Apakah Bisa Pengidap OCD menjadi Sembuh?
sayangnya, OCD tidak bisa disembuhkan. Namun, pengidap bisa meredakan gejala yang mengganggu aktivitas mereka dengan menjalani beberapa perawatan. Pengobatan OCD terdiri dari obat-obatan, psikoterapi, atau kombinasi keduanya. Meskipun sebagian besar pengidap OCD membaik setelah mendapatkan pengobatan, tetapi beberapa pengidap lainnya terus mengalami gejala.
kadang-kadang orang dengan OCD juga ditemukan memiliki gangguan mental lainnya, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan dismorfik tubuh (gangguan saat seseorang memiliki anggapan keliru bahwa bagian dari tubuh mereka tidak normal). Penting untuk mempertimbangkan gangguan lain ini ketika menentukan pilihan perawatan.
SRI dan SSRIs adalah dua jenis obat yang digunakan untuk membantu mengurangi gejala OCD. Selain itu, beberapa obat lain yang juga terbukti efektif mengatasi OCD pada orang dewasa dan anak-anak adalah obat antidepresan trisiklik, yang merupakan anggota dari kelas yang lebih tua dari "tricyclic" antidepresan, dan beberapa obat SSRI yang lebih baru. Jika gejala tidak membaik dengan jenis obat ini, penelitian menunjukkan beberapa pasien dapat merespons dengan baik terhadap obat antipsikotik.
Tidak cuma obat- obatan, psikoterapi juga efisien buat menangani Obsessive Compulsive Disorder(OCD) pada orang dewasa serta kanak- kanak. Studi menunjukkan bahwa jenis psikoterapi tertentu, termasuk pengobatan perilaku kognitif( CBT) dan terapi terkait lainnya( misalnya, pelatihan pembalikan kebiasaan) dapat sama efektifnya dengan obat bagi banyak orang. Penelitian pula menunjukkan bahwa jenis CBT yang disebut Exposure and Response Prevention( EX/ RP) efektif dalam kurangi perilaku kompulsif dalam Obsessive Compulsive Disorder(OCD), bahkan pada orang yang tidak merespons dengan baik terhadap obat SRI. Bagi banyak pengidap, EX/ RP adalah pilihan pengobatan tambahan ketika obat SRI atau SSRI tidak efisien mengatasi gejala Obsessive Compulsive Disorder(OCD).
Demikianlah Berita yang saya sampaikan kepada kalian, semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca, terima kasih.