Program Garuda Select Jadi Sorotan Media Inggris
Program Garuda Select Jadi Sorotan Media Inggris
Media internasional asal Inggris Daily Mail menyoroti program reality show Dream Chasers: Garuda Select yang tayang di Mola. Dalam laporannya, Daily Mail menyoroti beberapa upaya Indonesia guna melahirkan pemain bola kelas internasional dengan menerapkan sejumlah pembinaan.
Seperti yang Diketahui, Dream Chasers: Garuda Select saat ini telah masuk masa ke- 4. Para pemain berbakat di Indonesia diseleksi untuk bergabung dengan akademi yang berbasis di Universitas Loughborough, di mana mereka kemudian melawan regu dari seluruh Inggris, termasuk Arsenal serta Manchester City.
CEO Mola Mirwan Suwarso mengatakan tujuan program tersebut dijalankan sebab Indonesia ialah negara yang begitu menggemari olahraga sepak bola. Selain itu, dia juga mau sedikit berkontribusi memberikan perbaikan terhadap pertumbuhan dunia sepak bola Tanah Air melalui sejumlah program yang dimiliki oleh perusahaan. Melalui proyek Garuda Select, dia mau berupaya meningkatkan kemampuan anak - anak yang memiliki potensi dalam ajang berolahraga tersebut.
"Alasan proyek Garuda Select adalah buat melihat apakah kami bisa menyediakan jalur eksploratif untuk beberapa anak untuk berkembang. Jadi kami bawa mereka pada umur 16 untuk kemudian membawanya ke sini," ucapnya seperti dilansir dari situs Daily Mail.
Agar program pelatihan berjalan secara optimal, dia juga menggandeng pelatih Dennis Wise serta Des Walker yang berpengalaman dalam dunia sepak bola internasional. Selain berpengalaman kedua pelatih tersebut bisa dikatakan menyandang predikat sebagai legenda sepak bola Inggris.
"Kunci keberhasilan proyek ini ialah Dennis Wise yang sudah berperan selaku direktur sepak bola dengan sesama mantan pemain internasional Inggris Des Walker mengambil peran sebagai pelatih kepala," katanya.
Menurutnya, awalnya Dennis Wise enggan untuk bergabung dalam proyek tersebut. Namun sehabis Dennis melihat metode berlatih pemain Indonesia, jiwa pelatihnya juga terpanggil. Sampai akhirnya, Dennis juga memutuskan buat membantu menjalankan proyek tersebut.
"Saya mendekati Dennis, aku berbicara dengannya tentang perihal itu. Ia enggan pada awalnya. Tetapi setelah itu ia melihat standar kepelatihan. Dia berangkat ke Sumatera Utara serta merasa terpanggil buat menolong," ucap Suwarso.
Di tim Garuda Select, kehadiran Dennis tidak cuma sebatas selaku pelatih saja yang sering membagikan ilmu serta teknik memainkan si kulit bundar di lapangan hijau. Tetapi, Dennis pula dianggap sebagai seseorang bapak untuk kanak- kanak yang tergabung di Garuda Select.
Suwarso bercerita pernah ada satu anak asuh yang cedera dalam sesuatu pertandingan. Sehabis pertandingan, Dennis juga meminta anak itu buat dibawa ke rumahnya buat mendapatkan perawatan intensif.
"Ketika salah satu dari mereka cedera dalam pertandingan melawan Huddersfield, pergelangan kakinya patah, Dennis membawanya ke rumahnya," katanya.
Upayanya untuk melahirkan pemain sepak bola berkualitas internasional melalui Garuda Select sedikit demi sedikit membuahkan hasil. Meskipun belum maksimal, namun sejumlah anak-anak jebolan Garuda Select mampu berkiprah di klub besar luar negeri.
"Ada satu pemain dari Papua Barat yang tidak pernah bermain sepak bola terorganisir sebelumnya. Dennis dan Des menemukannya dan mengira ada sesuatu tentang dia.
"Mereka membawanya ke Inggris. Dia kembali, dia langsung dipanggil ke tim nasional (sesuai usia), mencetak gol melawan Arab Saudi dalam pertandingan persahabatan dan sekarang memiliki kontrak profesional di salah satu klub top di negara ini (Inggris)," kata Suwarso.
Laporan khusus yang dimuat dari laman Daily Mail tidak hanya membahas soal hal tersebut saja. Namun perusahaan induk dari Mola yakni Group Djarum turut kembali turut mencoba untuk membangkitkan salah satu klub sepak bola Italia yang hampir bangkrut.
Suwarso menjelaskan pihaknya membeli tim Serie D Como pada 2017 lalu. Ada sejumlah alasan yang mendasari pihaknya membeli klub sepak bola tersebut, seperti bermarkas di lokasi strategis dan harganya relatif menguntungkan.
"Klub-klub bangkrut, lokasinya sempurna hanya dua puluh menit dari Milan secara logistik itu bagus. Kami mendapatkannya dengan harga €800.000, kami pikir itu adalah tawaran yang murah," katanya.
Tak hanya dua faktor itu saja, Sawarso menuturkan klub sepak bola tersebut memiliki sejarah yang cukup baik. Sebab di tahun 90an, ketika Como masih di seri A menjadi tontonan semua orang bahkan salah satu bintang yaitu Pietro Vierchowod.
Tiga tahun setelah keputusan besar diambil, pihaknya telah melakukan sejumlah perbaikan pada klub sepak bola tersebut.
Suwarso menjelaskan pada klub tersebut dia bertugas untuk meningkatkan nilai komersial Como. Untuk mencapai itu, ia bersama Como menggandeng musisi dunia Khalid untuk mengenakan jersey Como 1907 di video klip "Last Call" yang dirilis di YouTube pada 4 Maret 2022 lalu.
Selain itu, perbaikan yang dilakukan selama tiga tahun membuat klub sepak bola Italia Como berhasil naik dua divisi. Meskipun begitu, Suwarso mengatakan pihaknya masih berambisi untuk membawa Como untuk masuk ke Serie A.
"Dalam waktu tiga tahun kami dipromosikan dua divisi. Aspirasinya adalah naik ke Serie A dan melanjutkannya," katanya.
Terakhir, ia menjelaskan kisah bangkitnya klub sepak bola Como bisa disaksikan di dalam sebuah film dokumenter gratis di Mola Indonesia.
"Kisah Como juga telah diubah menjadi film dokumenter, yang tersedia untuk ditonton secara gratis di Mola di Inggris, di mana pengguna hanya perlu mendaftar untuk mengakses program dan hak siar mereka, termasuk Eredivisie, Belgian Jupiler Pro Liga dan Piala Prancis," tuturnya.
Demikianlah informasi berita yang saya sampaikan mengenai Program Garuda Select Jadi Sorotan Media Inggris, semoga artikel yang yang sampaikan kepada para pembaca penggemar pemain sepak bola menjadi bermanfaat, terima kasih.